Mengenal IP Address
Mengenai IP Address
IP address (Internet Protocol Address) merupakan deretan angka biner antara 32 bit sampai dengan 128 bit sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan internet. Angka 32 bit digunakan untuk alamat IP address versi ipv4 dan angka 128 bit digunakan untuk IP address versi ipv6 untuk menunjukkan alamat dari komputer pada jaringan internet basic TCP/IP.
IP address tersebut memiliki identitas yang akan dilebarkan kepada suatu device seperti komputer, router, atau printer yang terdapat dalam suatu jaringan komputer yang menggunakan internet Protocol sebagai sarana komunikasi.
Jika diibaratkan rumah, maka IP address adalah alamat rumah tersebut, misalnya Jl. Al-Nur No.2. Jika dua komputer atau lebih yang terhubung dengan jaringan ingin dapat saling berkomunikasi/bertukar data, maka perlu didefinisikan alamat IP-nya. Di dalam sistem operasi Windows, IP address dapat dikonfigurasikan di bagian:
Control Panel > Network and Internet > Network and Sharing Center > Change Adapter Setting.

Gambar 5.23 Bagian Networl connections pada Windows 7
Kemudian pilih salah satu network adapternya, misalkan pilih Local Area Networkdengan double klik pada adapternya hingga muncul seperti pada Gambar 5.24.
Gambar 5.24 Ethernet Properties
Pilih Internet Protocol Version 4 (TCP/IP v4) dan kamu akan menemukan tampilan berikut.
Gambar 5.25 Konfigurasi ipv4
1. Fungsi IP address
Pada jaringan komputer, iP address memiliki fungsi sebagai berikut.
a. IP address sebagai alat identifikasi host atau antarmuka dalam jaringan
Fungsi ini diilustrasikan seperti nama orang, suatu cara untuk mengenali Siapa orang tersebut. Dalam jaringan komputer pun berlaku Hal yang sama yaitu alamat IP address yang unik tersebut akan digunakan untuk mengenali sebuah komputer atau device pada jaringan.
b. IP address sebagai alamat lokasi jaringan
Fungsi ini diilustrasikan seperti alamat rumah kita yang menunjukkan lokasi kita berada. Memudahkan pengiriman paket data, iP address memuat informasi keberadaannya. Ada rute tertentu yang harus dilalui agar data dapat sampai ke komputer yang dituju.
2. Jenis IP address
a. IP versi 4 (ipv4)
Internet Protocol version 4 atau ipv4 terdiri dari 32-bit dan bisa menampung lebih dari 4.294.967.296 host di seluruh dunia. Sebagai contoh yaitu 172.146.80.100, jika host di seluruh dunia melebihi angka 4.294.967.296 maka dibuatlah ipv6.
b. IP versi 6 (ipv6)
Ipv6 diciptakan untuk menjawab kekhawatiran akan kemampuan ipv4 yang hanya menggunakan 32-bit untuk menampung IP address di seluruh dunia, pengguna jaringan internet dari hari ke hari di seluruh dunia, ipv4 dinilai suatu saat akan mencapai batas maksimum yang dapat ditampungnya untuk itulah ipv6 versi 128bit diciptakan. Dengan kemampuannya yang jauh lebih besar dari ipv4, ipv6 dinilai akan mampu menyediakan IP address pada seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia yang semakin hari semakin banyak.
Internet Protocol version 6 atau ipv6 ini terdiri dari 128bit. IP ini 4 kali dari ipv4, jumlah host yang bisa ditampung bukan 4 kali dari 4.294.967.296 melainkan 4.294.967.296 pangkat 4, jadi hasilnya 340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456.
3. Pembagian kelas IP address
IP address versi 4 terdiri atas 4 oktet, nilai 1 oktet adalah 255. Karena ada 4 oktet maka jumlah IP address yang tersedia adalah 255 x 255 x 255 x 255. IP address sebanyak ini harus dibagi-bagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Untuk mempermudah proses pembagiannya, iP address harus dikelompokkan dalam kelas-kelas.
Kelompokkan dalam 5 kelas, yaitu kelas A, B, C, D, dan E. Perbedaannya terletak pada ukuran dan jumlah. IP address kelas A untuk jaringan skala besar. IP address kelas B digunakan untuk jaringan berukuran besar dan sedang. IP address kelas C untuk pembagian jaringan yang banyak, jaringan memiliki anggota yang sedikit. IP address kelas d dan e juga didefinisikan, tetapi tidak digunakan dalam penggunaan normal, class d diperuntukkan bagi jaringan multicast, dan e untuk eksperimental.
Pembagian kelas kelas IP address didasarkan pada dua hal, network id dan host id dari suatu IP address. Setiap IP address selalu merupakan pasangan Network id (identitas jaringan) dan host id (identitas host dalam suatu jaringan).
Masing-masing komputer atau router di suatu jaringan, idenya harus unik dan harus berbeda-beda komputer yang lain. Gambar ini memperlihatkan pembagian kelas IP address.
a. Kelas A
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n= Net ID, h = Host ID)
Bit pertama : 0
Panjang Net ID : 8 bit (1 oktet)
Panjang Host ID : 24 bit (3 oktet)
Oktet pertama : 0 - 127
Range IP address : 1.xxx.xxx.xxx.sampai 126.xxx.xxx.xxx (0 dan 127 dicadangkan)
Jumlah Network : 126
Jumlah IP address : 16.777.214
IP kelas A untuk sedikit jaringan dengan host yang sangat banyak. Cara membaca IP address kelas A misalnya 113.46.5.6 ialah network ID:113, Host ID = 46.5.6
b. Kelas B
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
2 Bit pertama : 10
Panjang Net ID : 16 bit (2 oktet)
Panjang Host ID : 16 bit (2 oktet)
Oktet pertama : 128 - 191
Range IP address : 128.0.0.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
Jumlah Network : 16.384
Jumlah IP address : 65.534
Biasanya digunakan untuk jaringan besar dan sedang. Dua bit pertama selalu di set 10. 16 bit selanjutkan, network IP kelas B dapat menampung sekitar 65.000 host.
c. Kelas C
Format : 110nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n= Net ID, h=Host ID)
3 Bit pertama : 110
Panjang Net ID : 24 bit (3 oktet)
Panjang Host ID : 8 bit (1 oktet)
Oktet pertama : 192 - 223
Range IP address : 192.0.0.xxx sampai 255.255.255.xxx
Jumlah Network : 2.097.152
Jumlah IP address : 254
Host adalah 8 bit terakhir, dengan IP kelas C, dapat dibentuk sekitar 2 juta network yang masing-masing memiliki 256 IP address. Tiga bit pertama IP address kelas C selalu berisi 11 dengan 21 bit berikutnya. Host ID ialah 8 bit terakhir.
d. Kelas D
Format : 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmm
4 Bit pertama : 1110
Bit multicast : 28 bit
Byte Inisial : 224-247
Deskripsi : kelas D adalah ruang alamat multicast
Kelas ini digunakan untuk keperluanMulticasting. 4 bit pertama 1110, bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit.
e. Kelas E
Format : 1111rrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
4 Bit pertama : 1111
Bit cadangan : 28 bit
Byte Inisial : 248-255
Deskripsi : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental.
Tabel 5.2 Kelas IP Address
Kelas IP
|
Range
|
Network ID pertama
|
Network ID terakhir
|
Default subnet mask
|
Maksimal Penggunaan Host per-network
|
Kelas A
|
1 - 126
|
1.0.0.0
|
126.0.0.0
|
255.0.0.0
|
16777216
|
Kelas B
|
128 - 191
|
128.0.0.0
|
191.255.0.0
|
255.255.0.0
|
65536
|
Kelas C
|
192 - 223
|
192.0.0.0
|
233.255.255.0
|
255.255.255.0
|
254
|
Kelas D
|
224 - 239
|
Digunakan untuk keperluan multicasting.
| |||
Kelas E
|
240 - 255
|
Digunakan untuk keperluan pengembangan (research and experiment)
|
4. kelompok IP address versi 4
Dikarenakan terbatasnya jumlah IP address V4 maka IANA (international signed number authority) membagi IP address V4 kedalam 2 kelompok, yaitu alamat IP publik dan alamat IP private.
a. IP publik
IP publik adalah IP yang dipergunakan untuk saling berkomunikasi dalam jaringan internet. IP publik sifatnya terbatas dan setiap komputer yang terkoneksi pada internet harus memiliki IP publik.
b. IP private
IP private adalah alamat IP yang dipergunakan di kalangan sendiri. Penggunaannya biasanya untuk konfigurasi jaringan LAN. IP private tidak bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan internet secara langsung. Ada sebuah router yang akan menterjemahkan IP private tersebut kepada IP publik agar komputer bisa terhubung dengan internet. Penterjemah nya disebut NAT (network address translation). Ibaratnya kalau kita mau ngobrol dengan orang Jepang maka kita perlu seseorang yang berdiri diantara kita dan orang Jepang untuk menterjemahkan bahasa kita dengan bahasa Jepang. Begitu pula sebaliknya.
5. Kelompok ipv6
IP versi 6 (ipv6) adalah protokol internet versi baru yang di desain sebagai pengganti dari internet Protocol versi 4 (ipv4) definisikan dalam RFC 791. Keunggulan TCP/ IP versi 6 yaitu untuk mensetting nya secara otomatis disediakan secara standar dan merupakan default-nya. Setting otomatis ini terdapat dua cara tergantung dari penggunaan address, itu setting otomatis statelessdan statefull.
a. Sejarah TCP atau ipv6
Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini makin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang umum digunakan adalah ipv4. Protokol ini masih terdapat beberapa kekurangan dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin kompleks. Saat ini telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu ipv6 yang merupakan solusi dari masalah tersebut. Protokol baru ini belum banyak diimplementasikan jaringan-jaringan di dunia.
IP versi 6 (ipv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari internet Protocol versi 4 (ipv4). Ipv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128 bit), mendukung penyusunan address secara terstruktur yang memungkinkan internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak dapat pada ipv4. Ipv6 memiliki IP address anycast yang dapat digunakan untuk memilih route secara efisien. Selain itu ipv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan address secara lokal yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara plug and play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian internet, seperti dukungan terhadap aliran data secara Real Time, pemilihan provider, mobilitas host, end-to-end security, ataupun konfigurasi otomatis.
b. Fitur-fitur TCP/IP versi 6
Protokol ipv6 ini memiliki beberapa fitur yang merupakan perbaikan dari ipv4 dengan beberapa fitur-fitur diantaranya sebagai berikut.
1) memiliki format header baru
a) Header pada ipv6 memiliki format baru yang didesain untuk menjaga agar overhead header minimum dengan menghilangkan field-field yang tidak diperlukan serta beberapa Field opsional. Ipv4 dan ipv6 yang ditempatkan setelah header ipv6. Header ipv6 sendiri besarnya adalah 2 kali dari besar header dari ipv4.
b) ipv4 header ada 20 oktet (1 oktet 8 bit) dan 12 header Fields dasar yang diikuti oleh Field optiondan data portion. Sedangkan ipv6 ada 40 oktet dan 3 ipv4 header fields dasar, dan 5 header fields tambahan.
2] Range (jarak) Alamat yang sangat Besar
IPv6 mendukung konfigurasi pengalamatan secara statefull, seperti konfigurasi alamat menggunakan server DHCP atau secara stateless yang tanpa menggunakan server DHCP. Pada konfigurasi kedua, host secara otomatis mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat IPv6 untuk link yang disebut dengan alamat link-lokal dan alamat yang diturutkan dari prefik yang ditrasmisikan oleh router lokal.
a) Built-in scurity
Dukungan terhadap IPsec memberikan dukungan terhadap keamanan jatingan dan menawarkan interoperabilitas antara implementasi IPv6 yang berbeda.
b) Dukunga yang Lebih Baik dalam QoS
Pada header IPv6 terdapat trafik yabg diidentifikasikan menggunakan field flow label, sehingga dukungan QoS dapat tetap diimplementasikan meskipun payload paket terenkripsi melalui IPsec.
c) Protocol Baru untuk Interaksi Node
Pada IPv6 terdapat protocol neighbor discovery yang menggantikan address resolution protocol.
d) Ekstensibilitas
IPv6 dapat dengan mudah ditambahkan fitur baru dengan menambahkan header ekstensi setelah header IPv6. Ukuran dari header ekstensi IPv6 ini hanya terbatas oleh ukuran dari paket IPv6 itu sendiri.
IPv6 dapat dengan mudah ditambahkan fitur baru dengan menambahkan header ekstensi setelah header IPv6. Ukuran dari header ekstensi IPv6 ini hanya terbatas oleh ukuran dari paket IPv6 itu sendiri.
3) keunggulan TCP/IP Versi 6
Otomatisasi berbagai setting atau stateless-less auto-configuration (plug and play) Address pada IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara beurut pada host. Memang saat ini hal tersebut biasa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host Configurafion Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk mensetting secara otomatis disediakan secara standar dan merupakan defaultnya. Setting otomatis dilakukan dengan dua cara tergantung dari penggunaan addresa, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.
a) Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada host dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address. Cara ini hampir mirip dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting secara otomatis, informasi yang dibutuhkan antara router, server, dan host adalah ICMP (Internet Control Massage protocol) yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP (Internet Grup Management Protocol) yang dipakai multicast pada IPv4.
b) Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan pembagian IP address, hanya mensetting router saja dimana host yang telah tersambung di jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut. Host kemudian menambah pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada informasibunim bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari jaringan interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan pengelolaannya, memiliki kelemahan yaitu sgisiensi penggunaan address yang buruk.
c. Perbedaan IP Address Versi 4 dan Versi 6
Tabel 5.3 Perbandingan IP Address
No.
|
IPv4
|
IPv6
|
1.
|
Panjang alamat 32 bit (4 bytes)
|
Panjang alamat 128 bit (16 bytes)
|
2.
|
Dikonfiguasi secara manual atau dhcp Ipv4
|
Tidak harus dikonfigurasi secara manual, bisa menggunakan address autokonfigurasi.
|
3.
|
Dukungan terhadap Ipsec opsional.
|
Dukungan terhadap Ipsec dibutuhkan
|
4.
|
Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan pada router, menurunkan kinerja router
|
Fragmentasi dilakukan hanya pada pengirim
|
5.
|
Tidak menyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte.
|
Paket link-layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 1500 byte
|
3) Kelas pengalamatan
Di dalam IPv5 kita mengenal krlas pengalamatan yaang terdiri dari 5 kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Biasanya yang dipakai oleh umum kelas A, B, dan C, sedangkan kelas D untuk multicast dab kelas E untuk penelitian. Namun kadang ada yang menyebut kelas D dan E itu disatukan.
Di dalam IPv6 tidak dikenal penamaan kelas-kelas tersebut. Akan tetapi, di dalam IPv6 dikenal jenis pengalamatan, yaitu pengalamatan unicast, pengalamatan multicast, dan pengalamatan anycast. Alamat unicast dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu alamat link lokal, alamat site lokal, dan alamat global.
a) Alamat Unicast, menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
b) Alamat Multicastn, menyediakan metode untuk mengirim sebuah paket data ke banyak host yang beada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.
c) Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyimpanan paket data kepada anggota terdekat dari ssbuah gruop. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikam hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut.
a) Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
b) Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
c) Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam internet berbasis IPv6.
6. Alamat IP Private
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, IP Address terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok IP publik dan kelompok IP privat. Kelompok IP privat dipergunakan untuk mengkonfiguransi IP di dalam Local Area Network sedangkan koneksi ke internet akan ditangani oleh gateway server dengan NAT-nya. Berikut adalah alamat IP privat dalam masing masing kelas.
Tabel 5.4 Alamat IP Privat
Kelas
|
Range IP
|
Jumlah Network
|
Kelas A
|
10.0.0.0 – 10.225.255.255
|
1 Network
|
Kelas B
|
172.16.0.0 – 172.31.255.255
|
16 Network
|
Kelas C
|
192.168.0.0 – 192.168.255.255
|
256 Network
|
7. Subnetmask
Sebuah IP Address terdiri dari dua buah alamat, yaitu alamat jaringan (network address atau network ID) dan alamat host (host ID). Kalau kita ibaratkan dengan alamat rumah: Jl. Ampere no. 2, maka kita bisa analogikan bahwa Jl. Ampere sebagai network address dan No. 2 sebagai host address.
Untuk memisahkan antara network addres dan host address digunakanlah Subnet Mask : Sebagai contoh tabel 5.5.
Tabel 5.5 Contoh Penggunaan Subnet Mask
IP Address
|
172
|
25
|
88
|
9
|
Binary
|
10101100
|
00011001
|
01011000
|
00001001
|
Subnetmask
|
255
|
255
|
255
|
0
|
Binary
|
11111111
|
11111111
|
11111111
|
00000000
|
Network ID
|
172
|
25
|
88
|
0
|
Maka, alamat IP 172.25.88.9 dengan Subnet Mask 255.255.255.0 memiliki network ID 172.25.88.0 dan host ID pada 172.25.88.9
8. Network Address atau Network ID
Ketika kita membagi sebuah IP Address ke dalam subnet-subnet maka kita akan mendapatkan alamat pertama dari pembagian tersebut. Alamat inilah yang disebut network ID. Fungsinya adalah untuk mendefinisikan bahwa jaringan tersebut berada pada kelompok network tertentu. Kalau kita lihat dari tabel diatas, IP Address 172.25.88.9 dengan subnet mask 255.255.255.0 terletak pada Network Address 172.25.88.0. IP Address yang terletak di network yang berbeda kita dapaat saling berkomunikasi kecuali dijembatani oleh router.
9. Host ID atau Host Address
Host ID atau host address adalah alamat yang dapat dipergunakan (usable) oleh end point devices (server/client yang terhubung ke jaringan) untuk berkomunikasi di dalam jaringan.
10. Broadcast Address
Alamat IP broadcast dipergunakan oleh server atau router untuk mengirinkan pesan ke setiap end devices yang terhubung ke jaringan. Alamat Broadcast yang biasa dipakai adalah alamat terakhir pada suatu subnet IP.
11. CIDR dan Subnetting
a. CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Classless Inter-Domain Routing adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E, disebut juga sebagai subnetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yaitu dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.
CIDR memakai network prefix dengan panjang tertentu. Network prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai network ID. Contoh dari penulisan dari network previx adalah /18 dibelakang IP address.
Contoh : 202.168.0.1 / 18
Subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan sebnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya, perhatikan tabel berikut.
Tabel 5.6 CIDR kelas A
Subnetmask
|
Nilai CIDR
|
Subnetmask
|
Nilai CIDR
|
255.128.0.0
|
/9
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.192.0.0
|
/10
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.224.0.0
|
/11
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.240.0.0
|
/12
|
255.255.254.0
|
/23
|
255.248.0.0
|
/13
|
255.255.255.0
|
/24
|
255.252.0.0
|
/14
|
255.255.255.192
|
/25
|
255.254.0.0
|
/15
|
255.255.255.128
|
/26
|
255.255.0.0
|
/16
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.224.0
|
/19
|
255.255.255.252
|
/30
|
b.subnetting
Subnetting adalah sebuah cara untuk membagi-bagi alamat IP. Alamat IP penting untuk dibagi-bagi karena persediaan IP address saat ini terbatas. Di sisi lain, laju pertumbuhan devais-devais yang tersambung dengan internet pun semakin banyak.
Subnetting adalah sebuah cara untuk membagi-bagi alamat IP. Alamat IP penting untuk dibagi-bagi karena persediaan IP address saat ini terbatas. Di sisi lain, laju pertumbuhan devais-devais yang tersambung dengan internet pun semakin banyak.
Penghitungan sebnetting bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di tempat masalah, yaitu jumlah subnet, jumlah host per subnet, dan alamat host-broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah denga 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24. Apa artinya address tersebut? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Dengan kata lain yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Rounting) yang diperlenalkan perrtama kali tahun 1992 oleh I.E.FT.
Lalu, Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetying? Coba kamu perhatikan tabel berikut.
Lalu, Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetying? Coba kamu perhatikan tabel berikut.
Tabel 5.7 Subnetting
Kelas
|
Prefix (/)
|
Range Preflix
|
Kelas A
|
/9 s/d /30
|
/8, /9, /10, /11, /12, /13, /14, /15, /16, /17, /18, /19, /20, /21, /22, /23, /24, /25, /26, /27, /28, /29, /30
|
Kelas B
|
/17 s/d /30
|
/17, /18, /19, /20, /21, /22, /23, /24, /25, /26, /27, /28, /29, /30
|
Kelas C
|
/25 s/d /30
|
/25, /26, /27, /28, /29, /30
|
1) Subnetting pada IP Address Kelas C
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/25?
Analisa: 192.168.1.0 bararti kelas C dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Perhitungan : penyelesaiannya meliputi jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid.
a) Jumlah subnet = 2×, dengan × adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi jumlah subnet adalah 21 = 2 subnet.
b) Jumlah host per subnet = 2y-2 , dengan y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 27-2 = 126 host.
c) Blok subnet =256-126 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 126. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,128.
d) Untuk alamat host dan broadcast yang valid, kita langsung membuat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama aalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Tabel 5.8 Subnetting /26
2) Subnetting pada IP Address Kelas B
Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti pada tabel 5.9 dipisahkkan menjadi dua, yaitu blok sebelah kiri dan kana karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya.CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting kelas C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti kelas C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tetapi setelah selesai oketet ketiga berjalan maju (counter) dari 0, 1, 2, 3, dan seterusnya.
Tabel 5.9 CIDR Kelas B
Sekarang akan kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk kelas B. Kita mulai dari yang menggunakan subnet mask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address adalah 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Perhitungan:
a) Jumlah subnet = 2×, dengan × adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah subnet adalah 22 = 4 subnet.
a) Jumlah subnet = 2×, dengan × adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah subnet adalah 22 = 4 subnet.
b) Jumlah host per subnet = 2y-2, dengan y adalah kebalikan dari × yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214-2 = 16.382 host.
c) Blok Subnet = 256-192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64+64= 128, dan 128+64= 192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
c) Blok Subnet = 256-192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64+64= 128, dan 128+64= 192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
d) Alamat host broadcast yang valid? Perhatikan tabel berikut.
3) Subnetting pada IP Address Kelas A
Kalau sudah paham, kita lanjut ke kelas A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaanya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau kelas C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau kelas A di oktet 2, 3, dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk Subnetting kelas A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0)
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0)
Perhitungan:
a) Jumlah Subnet = 28 =256 subnet
a) Jumlah Subnet = 28 =256 subnet
b) Jumlah Host per Subnet = 216 -2 = 65534 host
c) Blok Subnet 256 -255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0, 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.
d) Alamat host dan broadcast yang valid? Perhatikan tabel berikut ini.